Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Design Adobe Iluslator


Designing Layout Like A Pro


Dalam menyusun sebuah layout, para desainer membutuhkan waktu yang berbeda. Sebagian desainer mengerjakannya dalam waktu yang cukup singkat, sebagian lagi membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan layout. Pada artikel kali ini IS Creative akan memberikan tutorial bagaimana me-layout dengan cara yang lebih efektif menggunakan Adobe Illustrator(AI) pada Windows. Tutorial layout ini dapat digunakan untuk majalah, company profile, web design, product catalogue, dan lain-lain.

Pada kesempatan kali ini kita akan memberikan contoh dalam pembuatan layout (dalam hal ini, kita akan menggunakan A3 sebagai acuan). Berikut langkah-langkahnya :

Step 1 : Menyiapkan Dokumen

Klik file New (Ctrl+N) kemudian set profile menjadi print, number of artboard menjadi 1, dan size menjadi A3. Pastikan kolom advance, color mode > cmyk, raster effect > high (300 dpi).

Step 2: Membuat Margin Luar

Buatlah shape persegi panjang menyesuaikan ukuran dokumen/artboard menggunakan rectangle tool (M). Pastikan posisinya berada persis di tengah-tengah artboard dengan cara klik shape tersebut, kemudian klik tombol horizontal align center dan vertical align center.


Kurangi width dan height shape tersebut sebanyak 2 Cm (1 Cm pada setiap sisinya). Shape persegi panjang ini nantinya berfungsi sebagai margin luar dari layout yang akan kita desain. Jarak margin luar ini tidak baku dan dapat disesuaikan dengan style/gaya maupun concept desain yang diterapkan.

Margin luar ini bertujuan sebagai pembatas area aman, dimana elemen desain tidak boleh keluar dari area tersebut. Jika hasil cetak atau proses pemotongan bergeser, elemen-elemen pada layout tetap aman. Margin luar juga biasanya digunakan untuk acuan posisi penomoran halaman, alamat website, atau catatan kaki.

Step 3: Membuat Margin Dalam

Copy shape margin luar yang sudah dibuat tadi (Ctrl+C), kemudian letakan di depan atau paste front (Ctrl+F) - Pada AI jika menggunakan paste front, posisi benda yang di-copy tetap akan ter-paste sesuai posisi awal mengacu kepada artboard yang sedang aktif (tidak seperti normal paste/Ctrl+V). Setelah itu kurangi lagi ukuran height margin shape persegi panjang baru tersebut sebanyak 2 Cm dengan cara yang sama seperti di atas. Shape baru ini berfungsi sebagai margin dalam.

Margin dalam bertujuan untuk membatasi seluruh konten utama, seperti tulisan, grafis, maupun gambar yang bersifat fungsional atau informatif. Pada konsep layout yang mengkombinasikan banyak image dengan bleed (melewati pinggir kertas) margin dalam dapat menjadi acuan agar konten tetap jelas dan aman pada layout, menyisakan cukup ruang bernafas/white space pada desain. Berikutnya kita akan gunakan margin dalam ini sebagai shape acuan untuk membuat kolom-kolom layout.

Step 4: Membagi Margin Dalam menjadi beberapa kolom dan baris

Klik margin dalam, pilih Object > Path > Split Into Grid. Pada rincian rows, number > 5 tanpa gutter, kemudian pada rincian coloumns, number > 3 dan gutter > 0,5cm. Perlu diingat bahwa jumlah kolom maupun baris serta gutter/jarak diantaranya bebas untuk ditentukan menyesuaikan kebutuhan dan kreasi. Banyaknya konten dapat menentukan jumlah kolom perlu yang digunakan. Untuk jumlah baris, biasanya kita menggunakan minimum 3 dan maksimalnya 4, dan tanpa gutter karena acuan baris ini biasanya hanya digunakan untuk memulai elemen konten pada desain layout sehingga tidak perlu terlalu banyak dipersiapkan pada sebuah layout.

Semakin lebar bidang yang digunakan, maka kolom dan baris dapat semakin banyak dibagi. Kolom dan baris berfungsi seperti grid yang digunakan untuk membantu menyusun dan mengatur penempatan/tata letak konten dan menjaga ke-konsistensi-an sebuah desain layout terutama seperti buku atau katalog dengan halaman yang cukup banyak dan konten yang bervariatif.

Umumnya, semakin banyak kolom dan baris yang digunakan, desain dapat semakin bervariatif dan kreatif. Namun tentunya desain layout yang terlalu dinamis juga akan mengorbankan unsur keteraturan yang sering menjadi faktor utama dalam memudahkan pembaca untuk menangkap dan menyaring informasi yang disajikan di dalam layout tersebut. Maka bijaklah dalam menentukan jumlah kolom, baris, serta jarak gutter maupun margin dalam dan luar, jangan terlalu banyak juga jangan terlalu sedikit. Lakukanlah banyak trial-error dan buatlah beberapa alternatif menggunakan manual sketch atau pensil dan kertas untuk mempercepat proses eksplorasi desain layout yang akan dikerjakan. 

Step 5: Panduan untuk kolom dan baris

Seringkali banyaknya grid dan acuan kolom dan baris berupa shape maupun guides yang diletakkan pada layout dapat mengganggu desainer dalam menciptakan layout yang unik dan kreatif. Kami di IS Creative menemukan cara yang lebih sederhana namun tetap efektif dalam melakukan desain layout yang menggunakan bantuan panduan kolom dan baris. Langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah pindahkan seluruh kotak pada baris pertama ke atas artboard dan seluruh kotak kolom pertama ke kiri artboard, lalu tipiskan untuk menghemat tempat.

Langkah ini bertujuan agar pada saat menyusun layout, garis/kotak tidak membingungkan dan tidak mengganggu. Cara menggunakannya adalah dengan meng-align-kan elemen desain/konten yang kita kerjakan dengan shape panduan-panduan yang berada di atas dan disamping document/artboard tersebut. Dengan mudahnya semua elemen text maupun gambar dapat disusun dengan rapih dan terdapat konsistensi di dalam desain yang sedang kita buat.

Step 6: Membuat Standarisasi Tipografi

Tentukan dari awal tipografi yang akan digunakan di keseluruhan desain ini sesuai dengan kebutuhan. Selain digunakan untuk mempermudah, hal ini diperlukan untuk menjaga konsistensi dari keseluruhan desain. Adapun yang perlu distandarisasi antara lain judul, sub judul, dan paragraf isi (body text).

Step 7: Menentukan jarak antar konten

Setelah menggunakan bantuan margin, kolom, dan baris pada layout, kita perlu menjaga pula konsistensi jarak antar elemen yang kita buat. Caranya adalah dengan membuat sebuah shape persegi untuk dijadikan sebagai patokan jarak vertical antar elemen konten.

Sama halnya dengan standarisasi tipografi, penentuan jarak vertical antar konten juga digunakan untuk menciptakan konsistensi. Misalnya jarak antar judul dan sub judul, sub judul dengan body text, maupun jarak teks dengan gambar. Jarak antar konten diatur dengan menggunakan ukuran yang ditentukan dan ukuran tersebut digunakan untuk keseluruhan desain. Berikut contoh layout sederhana yang bisa kita capai dengan persiapan seperti diatas.

Silahkan cek portfolio IS Creative di sini untuk melihat bagaimana kami menerapkannya pada project-project.

Demikian tutorial singkat dari IS Creative mengenai langkah-langkah praktis dalam membuat desain layout. Perlu kembali diingat bahwa untuk hasil yang lebih dinamis dan kreatif, selalu diperlukan adanya penyesuaian dalam desain yang dikerjakan. Jika ada detail langkah atau teknis yang ingin kamu tanyakan, silahkan sampaikan kepada kami melalui kolom komentar dibawah ini. Jangan lupa menyimak artikel-artikel IS Creative lainnya yang menarik dan bermanfaat tentunya, follow akun Facebook dan juga Instagram kami untuk sumber inspirasimu.

Posting Komentar untuk "Design Adobe Iluslator"